Bikini Atolldikenal sebagai pulau surga di Samudra Pasifik.


Bikini Atolldikenal sebagai pulau surga di Samudra Pasifik. Hingga pada 1946, penduduknya diusir, tanah yang indah lagi subur itu diubah jadi tempat pengujian bom atom milik Amerika Serikat.

Total ada 23 senjata nuklir yang dijatuhkan di sana, termasuk pada 1954, yang kekuatannya 1.100 kali lebih besar daribom atom’Little Boy’yang diledakkandi Hiroshima — yang efeknya membuat Jepang bertekuk lutut di penghujung Perang Dunia II.

Tak hanya kehancuran yang diakibatkan uji coba nuklir beruntun itu. Pada 1978 para ilmuwan memutuskan Bikini Atoll tak aman dihuni karena efek radiasi, di mana kandungan caesium-137 dalam tubuh manusia 11 kali lipat dari level aman.

Saat ini, 70 tahun setelah AS mengakhiri uji coba nuklir di sana, bagaimana kondisi Bikini Atoll?

Seperti dikutip dariTheGuardian, Sabtu 25 Juli 2017, sebuah tim akademisi dari Stanford University belakangan mengunjungi lokasi tersebut. Mereka mengaku terkejut bukan kepalang saat menemukan kehidupan laut berkembang dan melimpah di kawah-kawah bekas hantaman bom atom di Bikini Atoll.

Penelitian menemukan, makhluk-makhluk laut memiliki ‘daya tahan luar biasa’. Mereka ternyata sangat tangguh.

Para ilmuwan sebelumnya melakukan studi di bekas ledakan nuklir diChernobyl. Mereka menemukan hewan-hewan yang cacat atau mengalami mutasi.

Namun, penelitian awal ilmuwanStanfordmenunjukkan, biota laut di BikiniAtollbernasib jauh lebih baik.

Karena ikan memiliki rentang hidup relatif pendek, diduga kuat ikan yang terkena dampak terburuk mati beberapa dekade yang lalu.

Sementara, ikan yang hidup di Bikini Atoll belakangan ini terpapar radiasi level rendah — apalagi mereka kerap berenang masuk dan keluar atoll itu.

Follow @nilaiidunia untuk dapatkan hal-hal baru setiap harinya!

All rights and credits reserved to the respective owner(s). Contact Us for Credit or Removal.